- Pembakaran, limbah padat langsung dibakaran dengan melibatkan sejumlah besar udara, dan
- Gasifikasi, yang mengubah limbah padat menjadi gas sintetis (syngas) dengan melibatkan suhu tinggi (> 700C).
Gasifikasi dianggap lebih bersih dibandingkan pembakaran karena metode pembakaran menggunakan udara untuk membakar limbah padat sehingga menciptakan polusi yang harus dibersihkan agar tidak lepas ke lingkungan. Selain itu, abu yang tersisa setelah pembakaran harus dibuang dengan hati-hati karena dapat menjadi racun. Gasifikasi tidak membakar limbah padat tersebut, tapi memecah molekul mereka menggunakan panas dan hasil akhirnya berupa syngas yang mirip dengan gas alam yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, pupuk dan produk konsumen lain. Selain itu, syngas dapat dikonversi menjadi bahan bakar mobil dengan melalui beberapa tahapan.
Gasifikasi dapat dianggap sebagai energi terbarukan dan merupakan salah satu bentuk energi biomassa jika bahan bakar yang digunakan murni dari biomassa organik. Sebenarnya, limbah padat terdiri dari beragam bahan yang sebagian merupakan bahan organik dan yang lainnya non organik. Akibatnya ada kontroversi apakah limbah yang dikonversi menjadi energi tersebut dapat dianggap sebagai energi biomassa yang berkelanjutan.
Para pendukung konversi limbah menjadi energi menyatakan bahwa energi yang dihasilkan merupakan energi berkelanjutan karena manusia pasti akan selalu menghasilkan limbah non-organik. Selain itu dalam sebuah studi, persentase bahan organik yang terkandung dalam limbah padat mencapai lebih dari 95% sehingga sangat pantas bila energi dari limbah dapat dianggap sebagai energi terbarukan yang dapat mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.
http://www.indoenergi.com/2012/04/proses-gasifikasi-limbah-padat.html
0 komentar:
Posting Komentar